RSS

Kehilangan Seorang Interisti



Subuh kemarin Inter Milan maju ke babak selanjutnya di liga champion Eropa, baru itu saja saya  melewatkan pertandingan champion yang katanya seru abizzz. Biasanya saya akan ke rumah tanteku untuk bermalam sekaligus menonton bersama Wandi, sepupuku yang paling tua di antara kami.
Tapi sepertinya saya akan kehilangan teman nonton bareng dalam jangka waktu lama dan tak terbatas. Wandi akhirnya menikah dengan Kak Lely, cewek baik yang sudah menjadi temanku juga karena mereka sudah berpacaran hampir tujuh tahun. Dan berhubung telah menikah, Wandi sudah tidak tinggal di rumahnya lagi. Hahaha baru kemarin rasanya Wandi yang berumur 7 tahun dan saya 5 tahun, ia memanggilku dan saya yang masih kecil dan polos mendatanginya, ia menyapu rambutku dengan tangannya sambil tersenyum jahil, tak lama saya sadar ada gula – gula karet melengket di tengah kepalaku, dan hari di masa kecil itu berakhir dengan Wandi di hukum ayahnya yang seorang polisi, dan saya lebih menderita lagi dengan botak tengah di kepalaku karena gula - gula karet itu tak berhasil di lepaskan bahkan dengan minyak tanah sekalipun. Baru kemarin juga rasanya saya dengan Wandi jadi Passapi tanteku hampir sepuluh tahun lalu, kami berdua berpasangan dan mengipas – ngipas pengantin yang ujung – ujungnya kami berdua ditarik dari pelaminan karena saling memukul kipas dan sangat mengganggu pengantin.
Kalau sudah mengenai masalah Milan dan Inter, saya dan Wandi seperti novel Gelosso Gelosso versi keluarga. Pernah suatu saat kami membaca koran bergantian tentang berita derby Milan yang akan ditayangkan malam nanti, setelah itu debat kusir akan terjadi siapa yang paling jagoan, apakah Merah hitam atau biru hitam, perdebatan itu akan menajdi pertengkaran, dan tak lama akan menjadi lempar – lempar bantal di antara kami berdua, dan mungkin tanteku yang sudah sangat pusing melihat kami, mengejar kami berdua dengan sapu, kebetulan ia sedang menyapu dan kami berlarian tidak jelas, tanteku akan mengomel dan mengatakan “WEE umur berapa mako itu semua, kayak anak – anak”.
Atau mungkin saat menonton pertandingan bola baik itu Inter maupun Milan, kami berdua membuat suasana rumah yang harusnya sepi di malam menjelang subuh, menjadi gaduh dengan teriakan – teriakan kami.
Di lain hari saat kami berdua tak mampu bangun subuh untuk menonton pertandingan, kami akan segera mencari berita hasil pertandingan melalui hp masing – masing di pagi harinya, saat Milan meraih kemenangan saya akan mendatangi tempat tidurnya, menarik selimutnya, dan bersorak – sorak tentang kemenangan Milan, tapi ia pura – pura terus tidur, tapi jika Inter yang meraih kesuksesan di pekan itu, ia akan mengejekku di pagi hari sebelum dia pergi ke kantor.
Hhhmmm, suasana itu mungkin akan saya rindukan, tadi pagi saja mengetahui kemenangan Inter, mungkin Wandi akan mengejekku lagi di pagi hari, tapi ia sudah pindah rumah, memulai rumah tangga barunya (Lebay kamma bahasaku). Hahaha Wandi nda mwja sebenarnya akui rinduko, di pelaminanmu saja kemarin sebelum berfoto sempat – sempat saja membisikku mengenai Milan yang seri dengan Bari mengikuti jejak Inter di hari sebelumnya.
Wandi selamat berumah tangga, rajin – rajin datang ke rumah ya, cepar kasihka ponakan pertama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS