kalau aku didengarkan kata itu, aku akan mengingat hujan juga dirimu.
Lihatlah langit di bulan desember. Berwarna kelabu, begitu mendung, kadang membuat perasaan turut muram. Namun langit mendung itu tak mampu menghapus senyum cerahmu dari ingatanku. Senyummu yang secerah matahari.
Kau bisa rasakan angin sebelum hujan di bulan desember? angin yang membuat semua pohon goyah tak mampu menandinginya. Namun angin itu tak bisa membawa pergi semua kenangan tentangmu.
Kau dengar bagaimana derasnya hujan di bulan Desember? kadang membuatku menutup telinga saat tidur di malam hari. Namun derasnya hujan itu tak mampu mengaburkan ingatanku akan suaramu. Suaramu yang selalu membuatku ceria.
Kau bisa lihat bagaimana hujan di bulan Desember membuat semua jalan tergenang banjir? apapun bisa hanyut terbawa olehnya. Namun tentu saja tak mampu membuat hanyut semua rekaman langkah dan gerak-gerikmu yang tersimpan utuh di otakku.
Kau bisa memandang lautan di bulan Desember? dengan ombak yang begitu tinggi, membuat semua nelayan dan pelaut gusar. Namun ombak-ombak itu tak mampu membawa pergi perasaanku.
Malam itu...
Saat hujan turun tak berperasaan dari langit hitam nan kelam. Tentu saja di bulan desember
Aku melihat senyummu lagi.....
Mendengar suaramu lagi........
Memperhatikan segala gerak-gerikmu lagi....
Semua hal tentang dirimu membuatku sadar akan satu hal.
Ternyata aku tak pernah berhenti mencintaimu.
*OpenPlaylist *Playsong *Efek Rumah Kaca - Desember
Tepat Setahun lalu di tanggal yang sama, tulisan ini saya buat di tengah malam sepulang dari kampus. Mataku masih merah saat membuat tulisan ini membayangkan apa yang baru saja saya dan saudara-saudaraku alami di hari itu, hari yang mungkin kami tak akan lupakan sampai kapanpun. Tulisan di bawah ini saya buat penuh emosi sambil mendengarkan lagu Coldplay – Fix You. Tulisan ini harusnya saya posting setahun lalu.
Life Is Choice
Bukan tentang pilihan kita benar atau salah, tapi bagaimana kita menjalani pilihan itu dengan sebaik-baiknya cara kita.
Mungkin serangkaian kalimat itu yang terus saya dengungkan di telinga saya saat menginjakkan kaki pertama kali yang katanya adalah rumah kecil bagi para anggotanya, KOSMIK. Saya hanyalah seorang biasa dari kota kecil yang sangat biasa juga, yang kata teman-teman kota yang belum ada listriknya, yang katanya diragukan ada bandara udaranya.
Iya… saya hanya seorang biasa yang berada di ruang 209 FIS IV lantai 2 berseragam hitam putih, duduk bersama orang-orang asing yang tak kukenal sama sekali yang kelak suatu saat nanti akan menjadi saudaraku semuanya. Dengan wajah polos, kami di ruangan itu mendengar obrolan orang-orang di depan ruangan bagaimana beruntungnya kami ada di jurusan ini dan ada di ‘rumah kecil ini’.
Cailst07ners mungkin kita akan selalu mengucapkan kalimat ini
"Terima kasih KOSMIK"
Banyak hal yang saya pelajari di sini
Banyak sekali…..tak bisa aku sebutkan satu persatu
Mungkin karena banyak hal, pengalaman serta ilmu yang kami dapatkan, beberapa dari kami memutuskan untuk menjadi pelayan di tempat ini, dengan berani mengemban sebuah tanggung jawab besar menjadi PENGURUS KOSMIK PERIODE 2009/2010.
Saya masih mengingat saat kami memutuskan hal itu, beberapa dari calist07 tak ingin mengemban hal yang sama, memilih untuk tak menjadi pelayan seperti 22 orang dari kami. tapi mereka menjanjikan suatu hal: “kami akan ada di belakang kalian untuk membantu”
“kami akan ada di belakang kalian untuk membantu”
Menulis kata-kata itu barusan membuatku menangis.
Mereka menepati janjinya, mereka selalu membantu kami dalam mengurus acara, atau hal lainnya tentang KOSMIK. Mereka ikhlas melakukannya tanpa perlu ada dua lembar kertas bernama SK (Surat Keputusan), toh lembar kertas menurut kami tak penting, tapi akhirnya juga 50 lembar kertas kuarto 60 gram bernama LPJ mengubah segalanya.
Terima kasih teman-teman calist07…
Terima kasih juga buat dukungan kalian di ruangan panas itu kemarin.
Iya kemarin yang mengubah segalanya….
Kemarin kami adalah 21 orang berjas merah yang berjalan dengan kepala yang tegak memasuki ruangan 104, dengan percaya dirinya sanggup menerima keputusan yang sudah kami ketahui.
Kami duduk berjejer di tempat yang ada tulisan “PENGURUS”, yang harusnya diganti saja menjadi “TERDAKWA”.
Kami menoleh, kami menoleh ke semua orang yang berada di ruangan itu, entah ekspresi apa yang mereka tampilkan saat itu, tapi saat mendapati kerumunan Calist07 di suatu pojok, jelas apa yang terlihat dari kalian, sebuah dukungan besar dengan apapun yang terjadi.
“DENGAN INI LPJ PENGURUS KOSMIK PERIODE 2009 / 2010 DITOLAK”
Dengan jas merah yang masih menempel di badan, kami semua berdiri sambil bertepuk tangan dengan keras, berusaha menebarkan senyum, tak lama Calisit07 yang ada di pojok juga melakukan hal sama. Yang lain hanya menatap, iya hanya menatap tanpa saya tahu artinya.
Saya berusaha untuk tetap tersenyum, tapi saya sadar bagai emoticon di hp yang bisa diubah dengan cepat, saya sadar bibirku yang menyungging senyum tadi lama kelamaan bergetar, iya dan akhirnya pertahananku roboh, air mataku keluar, aku melihat ke samping, beberapa teman cewek juga sudah melakukan hal yang sama, air mataku kembali deras keluar saat aku melihat teman dan saudara saudara cowok ku, aku tahu mereka orang kuat, yang jarang mengeluarkan air mata di depan orang banyak, tapi mereka akhirnya juga menangis, entahlah mungkin kami semua lelah dengan 3 tahun ini, dan puncaknya adalah pembataian dan keputusan menyakitkan ini. Iya saya sangat tidak kuat dengan keputusan ini, mungkin lucu jika saya coba mengingat dan menghitung apa yang telah kami berikan dan dibalas dengan sebuah penolakan.
Dalam waktu beberapa menit dalam ruangan panas itu saya berhasil mengingat semuanya apa yang kami lakukan tiga tahun di rumah kecil ini. Sebuah pengorbanan yang cukup besar menurutku, kadang melupakan rumah, keluarga sendiri, kadang melupakan hal lainnya, tapi….tapi….apa daya, nasib kami ada di tangan orang-orang yang berada di ruangan itu.
Saya masih menangis keras di ruangan itu, saya tak kuat kawan-kawan, mungkin memang saya adalah tipe drama queen.
Tapi kalian tahu apa yang membuat aku bertahan di ruangan itu?
Dukungan kalian semua, saat kalian menjabat tanganku dan mengucapkan semua akan baik-baik saja, saat kalian memberikan pelukan terhangat dan membiarkan diriku sejenak menangis di pundak kalian sambil berkata maaf kita tak cukup kuat, atau saat kalian diam dan hanya menatap seolah berkata sudahlah…ini semua ada hikmahnya. Menurutku itu adalah sebuah kado besar di tengah ruangan yang panas itu.
Terus sekarang apa? Iya sekarang apa?
Mungkin saat melewati rumah kecil itu :
“oh itu mereka, oh itu dia”
“mereka itu siapa, dia itu siapa?”
“pengurus yang ditolak LPJnya….salah satu sejarah mungkin”
Mungkin itulah yang akan terjadi pada kita kawan
But U know What???
I Don’t Care..
Saya lebih peduli dengan kebersamaan kita yang sisa sedikit lagi
Saya hanya ingin bersama kalian sebelum kita benar-benar terpisah nantinya
Januari nanti akan banyak yang beda
Sebagian mungkin pergi
Sebagian mungkin KKN
Sebagian mungkin sibuk skripsi
Sebagian lainnya masih kuliah
Temanku semuaaaa
Saudaraku semuaaaa
Aku bangga dengan kalian
Mungkin kejadian di ruangan itu suatu puncak
Mungkin kejadian di ruangan itu adalah suatu titik balik dari semuanya
Tapi ingat… Every Ending its just d’begining
Setahun sudah tulisan di atas mengendap di laptopku, itu berarti setahun sudah peristiwa itu berlalu, dan semuanya masih terekam jelas di kepalaku. Peristiwa di atas mungkin adalah suatu cerita yang mungkin kami bisa kisahkan pada anak-anak kami kelak jika ia akan menjadi mahasiwa juga. Sebagian besar saudara-saudari Calist07 kemarin di yudisium dengan menggunakan jas merah, terima kasih Tuhan, setahun lalu jas merah itu kami kenakan dengan rasa sangat sakit hati, namun saat kami menggunakannya tahun ini kami mendapat gelar sarjana, suatu gerbang hidup baru akan kami lalui. Tapi tentu saja satu peristiwa itu tak akan kami lupakan.
playlist while write this post : One Republic - Good Life Coldplay - Fix You
Menunggu pertandingan final Piala dunia antar klub yang mempertemukan Barcelona sang juara Eropa yang juga disebut-sebut sebagai klub terbaik dunia masa kini melawan sang juara dari Amerika Selatan tepatnya dari negeri Samba yaitu Santos, membuat saya berpikir dan akan menebak-nebak bagaimana hasilnya nanti.
Sebelum dimulainya suatu pertandingan sepakbola yang akan saya saksikan, saya memang selalu saja menebak dan melakukan prediksi kecil-kecilan, berdiskusi dengan diriku sendiri bahkan. Malam ini saya mencoba menebak apakah Santos mampu menghentikan Barca? Kemarin harapan sempat muncul saat Barcelona bertemu AC Milan di fase grup UEFA Champion League. Harapan itu memang sedikit ada, menurutku Barca memang kesulitan jika berhadapan dengan klub Italia, yang notabene alur dan gaya permainannya cukup berbeda. Milan sedikit membuktikannya kemarin walaupun tidak meraih kemenangan.
And Here We Are, Santos sebagai klub yang baru saja bertemu Barca mencoba mengadu keberuntungan. Ada Neymar disana. Media selalu saja menghubung-hubungkan antara Neymar dan Messi, selalu saja membandingkan kehebatan mereka berdua, tapi apa gunanya pula semua itu jika musim depan akhirnya mungkin Neymar akan pindah ke Barcelona jika sang pria berusia 18 tahun itu lebih memilih kariernya dibandingkan uang yang otomatis akan membawanya ke klub bertabur bintang Real Madrid.
Final Piala dunia antar klub pun berlangsung, dan harapan saya pupus. Belum ada yang bisa menghentikan Barca. Entah mengapa saya benci hal ini. Santos dipermalukan 4-0 dan media selalu saja memanas-manasi dengan selalu meng-shoot wajah sedih neymar, bahkan saat Messi mencetak gol. Ternyata memang sepakbola Eropa masih yang terbaik di dunia, dalam hal ini Barcelona.
Kembali ke Barcelona. Saya benci klub ini. Saya benci Barcelona yang begitu mendominasi sepakbola dan tak pernah meraih kekalahan. Mereka merusak euphoria sepakbola, Saat Barcelona main, tak pernah ada kejutan. Selalu saja model permainan yang sama yang berumus seperti ini :
"lawan akan otomatis membuat barisan pertahanan yang akan membuat permainan menjadi setengah lapangan saja, ada Xavi atau Iniesta disana yang akan menyerahkan bola kepada Messi yang entah mengapa selalu saja lolos dari jebakan offside dan tak lama Messi akan mencetak gol. Atau mungkin saat Messi benar-benar terkurung dan tak bisa bergerak (namun hal ini jarang terjadi), Messi akan mengoper bola ke Villa atau Fabregas dan tak lama gol tercipta dengan begitu mudah, jika ada serangan balik mendadak Barca tidak kerepotan karena ada tembok batu batu bernama Puyol dan seorang bek tinggi pacar dari Shakira, Pique. Bola akan kembali ke Xavi atau Iniesta dan pola di atas akan berlanjut kembali. Dan yang wajib diingat pola rumus serangan Barca terbantu dengan pemain mereka yang aktingnya luar biasa saat melanggar lawan atau bahkan akting diving saat dilanggar lawan."
Itulah Barcelona, sebuah klub dengan permainan yang begitu indah dan menarik namun menurutku jika Barcelona bermain, tak ada yang menarik di lapangan, mereka mendominasi dan selalu kesetanan mencetak gol yang banyak disetiap laga. Hal itu membuat permainan tak seru lagi. Bahkan Barca menghancurkan permainan keras MU pada saat final Champion tahun kemarin berlangung.
Dominasi Barca dan Madrid di La Liga pun sekarang akan menghadapkan La Liga pada masalah yang serius. La Liga hanya didominasi kedua klub itu, jika klub lain bertemu Barca atau Madrid, mereka akan kalah, dan sadisnya dengan skor yang tak kira-kira, dibantai habis-habisan. Menurut beberapa pengamat sepakbola, La Liga mungkin akan ditinggalkan penggemarnya secara teratur karena tak adanya euphoria di liga itu. Tiket menonton pertandingan suatu klub pun akan menurun pembeliannya, apalagi jika klub itu bertemu Barca, mana ada penggemar yang ingin menyaksikan klub kesayangan mereka dibantai di depan mata? Jika hal ini berlanjut terus, akan sangat membahayakan La Liga, beberapa klub akan bangkrut karena tak mendapat keuntungan dari kompetisi sedangkan Barca dan Madrid terus menambah pundi-pundi uang mereka.
Apakah La liga bisa disebut liga terbaik dunia? Mana ada liga terbaik dunia jika belum setengah musim saja, posisi klasemen sudah ketahuan, mana bisa menjadi liga terbaik jika hanya ada dua klub yang saling mengejar, sedangkan yang lain hanya pelengkap saja. Menurutku liga Inggris lebih seru dan penuh kejutan. Lihat saja bagaiaman Chelsea dan Arsenal yang pelan tapi pasti mulai merangkak naik, belum lagi duo Manchester yang bersaing di papan atas. Mau bukti lagi? Bagaimana di awal musim Arsenal dipecundangi MU 8-2 dan tak lama kemudian MU dipermalukan City 6-1. See? Begitu seru bukan. Liga Italia bisa lebih baik lagi musim ini. Kompetisi lebih seru dengan perebutan Capolista yang begitu menegangkan di setiap pekan, sebuah klub tak hanya butuh kemenangan, namun juga tegang menunggu hasil klub lain bertanding beberapa jam kemudian yang dapat mengubah klasemen dengan cepat. Semua klub di serie A bisa saja mematahkan dan mengalahkan Juventus dan AC Milan yang diunggulkan meraih scudetto. Jangan lupa juga pada Napoli yang membuat kejutan di musim ini bukan hanya di serie A, namun di Eropa.Napoli Lolos liga champion untuk pertama kali dengan mengandalkan trio Hamsik, Cavani, dan Lavezzi. Ada juga Udinese, klub yang selalu cerdas dalam bursa transfer, baru saja menjual Sanchez ke Barca dan mendapat keutungan banyak, Udinese selalu membentuk pemain muda berbakat yang akan dijualnya ke klub lain.
Pertarungan seru di tiap pekan liga, itulah yang membuat sepakbola jadi menarik, hasil tiap pertandingan yang tidak diduga hasilnya selalu saja membuat para penggemar rajin mengecek perkembangan daftar klasemen semantara. Itu tidak terjadi di La Liga. Barcelona memang jago, pemain terbaik dunia ada di sana. Barcelona juga menghadirkan sepakbola menghibur dengan Tiki-Takanya dan skill pemain yang di atas rata-rata. Namun itu saja! Tak ada euphoria dan ketegangan.
Apakah masih berpikir La Liga menarik?
Apakah masih berpikir Barca menarik dengan dominasinya yang memuakkan?
“Jika ada hal lain yang sangat menakjubkan di dunia ini selain cinta, itu adalah sepakbola” (Andrea Hirata dalam 11 Patriot)
Saya mengiyakan ucapan sang pengarang novel Best Seller Laskar Pelangi itu. Mengapa sepak bola adalah sebuah keajaiban bagiku? Kalian tahu kawan, semenjak SD, saya sudah mengenal sepak bola, bukan sebagai seseorang yang turut andil bermain, tapi sebagai penikmat olahraga kulit bundar itu yang disajikan di kotak kaca bernama televisi.
Sepakbola itu adalah keajaiban, sekali lagi saya tegaskan. Saya tersihir di dalamnya, mataku selalu berbinar melihat 22 orang di lapangan hijau memusatkan perhatian pada sebuah bola yang diperebutkan secara cerdas dan cepat, menurut saya tak ada yang lebih ajaib selain pemain bola, mereka mempunyai kecepatan berpikir sepersekian detik untuk memutuskan bola akan dikemanakan dan jika menjadi gol, betapa indahnya moment itu bagi orang yang menyaksikannya.
AC Milan, sebuah klub besar dari Italia adalah klub favorit saya dalam sepak bola, saya adalah fans fanatik, seorang Milanisti sejati sampai mati. Klub itu menarik diriku secara perlahan dalam permainannya yang indah dan juga kebetulan banyak wajah yang indah di sana. Kemenangan atau mungkin kekalahan klub kesayanganku itu, bisa berpengaruh besar terhadap mood dan produktivitasku dalam sehari. Kau adalah fans sebuah klub jika kau tidak mengetahui tentang klub itu di dalam lapangan saja, melainkan juga di luar lapangan, dan itu yang saya lakukan, saya begitu terobsesi dengan perkembangan dari klub itu, dengan semua kegiatan pemainnya, dengan segala kontroversi sang pemilik yang juga mantan Perdana Menteri Italia yang begitu flamboyan terhadap wanita, dan tentu saja saya rela merogoh kantong dengan segala pernak pernik klub merah hitam itu, bahkan beberapa jersey yang satunya seharga dengan uang kuliah saya per semester. Itu wajar, menurutku.
Di saat semua teman wanitaku membicarakan tentang bagaimana mereka begitu mengidolakan artis-artis Korea yang memang sekarang sedang menginvansi negara kita, saya lebih memilih mencari teman cowok untuk berdiskusi atau bahkan berdebat tentang sepakbola dan klub andalan kami masing-masing. Saya cewek, dan wajar jika saya tertarik dengan cowok cakep. Menurut teman-teman wanitaku, itu mereka dapatkan dengan melihat artis korea, tapi tidak bagiku. Melihat pemain bola berlari di lapangan dengan dipenuhi keringat, itu baru namanya cowok seksi, belum lagi saat ada event yang memperlihatkan pemain bola dengan jas hitamnya, wow I Can’t describe how handsome they are!. Coba kalian bayangkan, melihat mereka di lapangan tiap minggu dengan kostum bola saja keren, apalagi tiba-tiba mereka muncul menjadi model Armani atau Dolce And Gabanna.
“Jika kau tak mengenal Sepakbola, kau bukanlah bagian dari peradaban dunia”
Itu adalah salah satu kutipan lagi dari Andrea Hirata, dan menurutku itu benar. Kalian akan mengingat bagaimana jika ada pertandingan sepakbola, siapapun yang kalian follow di twitter, bahkan tak ada hubungannya dengan sepakbola, kalian yang tak suka bola harus pasrah, karena timeline kalian akan penuh dengan bola setidaknya dua jam. Bahkan saya mengingat semenit setelah Balotelli mencetak gol saat melawam MU dan membuka jerseynya memperlihatkan tulisan “Why Always Me’, kata itu dengan cepat menjadi Trending Topic World Wide di twitter. See? Betapa sepakbola sangat mempengaruhi dunia, dan saya adalah salah seorang di dalamnya.
Sepakbola juga sudah mengenalkan saya pada sebuah persahabatan dengan beberapa orang hanya karena kami menyukai tim yang sama, atau bahkan kami menjadi lawan karena mempunyai tim berbeda. Teman Milanisti saya sudah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ada beberapa orang Italia sering diskusi di twitter denganku. Mengenai lawan? Ini lebih unik lagi, kami yang serumah bisa jadi bertengkar seharian hanya karena klub kami juga musuhan, saya juga sering debat kusir dan berujung ke cekik-mencekik (ini hanya bagian dari candaan) dengan teman cowok hanya karena mereka Interisti. Bahkan yang paling keren, saya mempunyai musuh tetap berdebat di twitter karena orang itu tidak terima saya suka menjelek-jelekan Barcelona (siapa suruh follow? Jadinya dibaca kan?), saya sering mengejeknya sambil bercanda ia juga sering mengejek Milan, dan suatu hari pada saat saya sibuk berdebat di twitter dengannya, saya yang sedang di mobil, melepas handphone kemudian melihat ke jalan ,tepatnya ke Baliho besar di jalan yang menunjukan foto seorang lelaki berwibawa dan gagah yang ingin menjadi Calon walikota Makassar, dan orang itulah yang baru saja saya ejek dengan kata non formal di twitter.
Sepakbola adalah sebagian duniaku
Sepakbola adalah sebagian diriku
Sepakbola adalah sebagian kebahagiaanku
Dan tak salah jika saya kembali mengutip kata-kata dari novel 11 Patriot
Malam itu saya duduk sendiri di kamar sambil mainin remote TV nyari acara bagus, tapi yah gitu ujung-ujungnya pasti ke ESPN lihat pertandingan bola atau paling banter mengunjungi HBO, siapa tahu ada film keren lama yang diputar. Tak lama kemudian BBku bergetar dan mengeluarkan suara, saya melihat ada pemberitahuan email baru yang masuk, saya membacanya baik-baik dan ternyata itu adalah info bahwa sutradara, penulis skenario, dan pemain film Sang Penari akan datang di Trans Studio Makassar. OK Dini, kesempatan yang gak boleh disia-siakan walaupun saat mengajak teman-teman, hanya Tya yang mau. Teman yang lain mundur dengan teratur karena masalah finansial mahasiswa tingkat akhir.
Jadilah hari itu saya bersama Tya dengan penuh semangat di tengah hujan pergi ke Trans Studio yang kerasa nun jauh di Tanjung Bunga bagi kami pengguna jasa pete-pete untuk mengikuti bedah film Sang Penari. Oh ya pastinya sebelum nekat ke acara ini, kami berdua sudah menonton filmnya di Bioskop beberapa hari sebelumnya. Waktu yang tepat kan untuk datang ke bedah filmnya? Filmnya sendiri cukup bagus dan berkualitas, usut punya usut saat bedah film berlangsung sang sutradara Ifa Ifansyah memberi tahu kalau film ini dibuat tiga tahun. pantas filmnya bagus.
Ifa Ifansyah, Salman Aristo dan saya
Sebelum mengikuti acara bedah film, saya dan Tya menyempatkan puas-puasin main di wahana Trans Studio, maklum kan sepaket dengan tiket bedah film, dimanfaatin dong. Finally acaranya berlangsung juga. Saat pertama kali Oka Antara naik ke atas panggung, Subhanallah cakepnya bikin meleleh, bukan hanya saya, tapi cewek-cewek disitu juga agak histeris. Acara diskusinya pun berlangsung seperti pada umumnya, dan coba tebak saya sudah siap dengan satu pertanyaan yang sudah dipikirkan dari semalam (agak lebay ya?).
Sesi tanya jawabpun berlangsung, banyak sekali orang-orang yang angkat tangan, tapi saya melihat seakan-akan dikelilingi cahaya bundar di kepalanya ditambah dengan dua sayap putih sang MC menuju ke arahku, tanpa pikir panjang memberikan mic padaku, jadilah saya bertanya dengan sedikit memakai logat Jakarta yang saya tahu sedikit-sedikit dari FTV dan sinetron.
“mau nanya nih, kok judul filmnya Sang Penari, kenapa gak disamain sama novelnya aja, jujur yah, aku tahunya film ini dari novel Ronggeng dukuh Paruk nanti liat baik-baik posternya, kan keren tuh kalo film ini ditahu dari novel Ahmad Tohari”
“ok mbak Dini itu aja?” MC nya ikut-ikutan logat juga.
“mau nanya lagi nih mas, film ini gak bermasalah ya di Lembaga Sensor Film (LSF), jujur akunya agak keganggu dengan beberapa scene yang kepotongnya kasar amat, trus film ini memang agak kontroversi di….. (saya lama tediam memikirkan kata yang mau saya pake, maunya tadi bilang 'adegan panas' tapi agak gimana gitu ) agak kontroversi anunya di beberapa scene”
“anunya apa? Anunya kasar ya?” ini bukan MC, tapi Oka yang memotong dan bertanya langsung padaku dengan iseng. Dan karena itu adalah Oka Antara sang idola, saya sedikit terbang dan kehilangan akal sehat dan dengan sangat tak disadari saya menjawab.
“iya mas anu nya, anunya mas Oka kasar” BEGOOOOOOOO STUPIDDD apa yang barusan saya bilang tadi?, satu studio terdiam sedetik dan akhrinya tertawa lepas mendengar pernyataanku tadi yang notabene berbicara di mic dan tentu saja terdengar oleh semuanya.
“wah kamu udah pernah liat anuku?” Oka bertanya sambil bercanda, dan saya hanya garuk-garuk kepala sambil menyerahkan mic ke MC.
Tya gak sengaja pake efek BW
OK pembaca, jangan ditanya keki dan maluku saat itu, tapi ya sudahlah pengalaman lagi kan, oh iya dan akhirnya pertanyaanku tadi dijawab dengan serius. Pertanyaan pertama mas Salman Aristo sebagai penulis skenario yang jawab, katanya sih gak perlu make judul film samain sama novel, karena bukan ‘berdasarkan’, tapi film ini hanya ‘terinspirasi’ dari novel, lagipula saat meminta izin pada Ahmad Tohari untuk meng-audiovisualkan novelnya, sang penulis berpesan “jika ingin membuat filmnya, baca dan pahamilah novelnya baik-baik, kemudian tutup novel itu, lepaskan, dan buatlah film yang indah dengan imajinasimu sendiri” waahhh saya saja tergugah dengan perkataan itu. Pertanyaan kedua yang kontroversi tadi dijawab sang sutradara dengan lebih serius lagi. Katanya sih film itu aslinya kepotong banyak banget di LSF, ia mengakui ada potongan kasar di beberapa adegan dan ia akan terus merasa bersalah pada siapapun yang menyaksikan film itu, karena menurutnya film itu udah sedikit gak utuh sampai ke tangan penonton.
Acarapun berakhir, sang penanya yang notabene adalah saya dipersilahkan naik ke panggung (tentu saja Tya sudah standby dengan kamera di bawah panggung), yang ngasih saya hadiah adalah Oka, saya diberi kesempatan yang lama banget untuk foto berdua sama idolaku itu, grogi, keki, senang, pengen terbang, semua perasaanku jadi satu. Dan waktu aku udah mau beranjak dari Oka karena melihat tatapan cewek-cewek yang ingin membunuhku, ternyata panitianya masih nahan untuk ambil beberapa dokumentasi lagi, jadi foto-foto lagi deh, gitu juga dengan sutradara dan penulis skenarionya. Saat semua cewek-cewek ngerumunin Oka untuk foto, saya dan Tya sudah sibuk meminta tanda tangan Ifa Ifansyah dan Salman Aristo yang free banget. gila kalian, Salman Aristo juga idola lho, penulis AADC dan Catatan Akhir Sekolah, dua film favortiku.
Hari di Trans Studio itu begitu berkesan bagi saya dan Tya, karena beberapa hari kemudian penghargaan Festival Film Indonesia (FFI atau biasa disebut piala Citra) digelar, dan Ifa ifansyah jadi sutradara terbaik, Prisa jadi artis terbaik, dan Sang Penari jadi film terbaik, wahhh bangganya, sayang Oka gak dapat, ya sudahlah gimana juga Oka tetap cakep kok.