Desember...
kalau aku didengarkan kata itu, aku akan mengingat hujan juga dirimu.
Lihatlah langit di bulan desember. Berwarna kelabu, begitu mendung, kadang membuat perasaan turut muram. Namun langit mendung itu tak mampu menghapus senyum cerahmu dari ingatanku. Senyummu yang secerah matahari.
Kau bisa rasakan angin sebelum hujan di bulan desember? angin yang membuat semua pohon goyah tak mampu menandinginya. Namun angin itu tak bisa membawa pergi semua kenangan tentangmu.
Kau dengar bagaimana derasnya hujan di bulan Desember? kadang membuatku menutup telinga saat tidur di malam hari. Namun derasnya hujan itu tak mampu mengaburkan ingatanku akan suaramu. Suaramu yang selalu membuatku ceria.
Kau bisa lihat bagaimana hujan di bulan Desember membuat semua jalan tergenang banjir? apapun bisa hanyut terbawa olehnya. Namun tentu saja tak mampu membuat hanyut semua rekaman langkah dan gerak-gerikmu yang tersimpan utuh di otakku.
Kau bisa memandang lautan di bulan Desember? dengan ombak yang begitu tinggi, membuat semua nelayan dan pelaut gusar. Namun ombak-ombak itu tak mampu membawa pergi perasaanku.
Kau bisa memandang lautan di bulan Desember? dengan ombak yang begitu tinggi, membuat semua nelayan dan pelaut gusar. Namun ombak-ombak itu tak mampu membawa pergi perasaanku.
Malam itu...
Saat hujan turun tak berperasaan dari langit hitam nan kelam.
Tentu saja di bulan desember
Tentu saja di bulan desember
Aku melihat senyummu lagi.....
Mendengar suaramu lagi........
Memperhatikan segala gerak-gerikmu lagi....
Semua hal tentang dirimu membuatku sadar akan satu hal.
Ternyata aku tak pernah berhenti mencintaimu.
*OpenPlaylist
*Playsong
*Efek Rumah Kaca - Desember
2 komentar:
Ahh hujan selalu membawa kita pada perenungan...
desember| makassar | hujan | banjirr |..
hhehehehee,,,
diniii leee... :D
jalan2 k blogku e, tp jangko ketwakann naahh.. :P
Posting Komentar