“Jika ada hal lain yang sangat menakjubkan di dunia ini selain cinta, itu adalah sepakbola” (Andrea Hirata dalam 11 Patriot)
Saya mengiyakan ucapan sang pengarang novel Best Seller Laskar Pelangi itu. Mengapa sepak bola adalah sebuah keajaiban bagiku? Kalian tahu kawan, semenjak SD, saya sudah mengenal sepak bola, bukan sebagai seseorang yang turut andil bermain, tapi sebagai penikmat olahraga kulit bundar itu yang disajikan di kotak kaca bernama televisi.
Sepakbola itu adalah keajaiban, sekali lagi saya tegaskan. Saya tersihir di dalamnya, mataku selalu berbinar melihat 22 orang di lapangan hijau memusatkan perhatian pada sebuah bola yang diperebutkan secara cerdas dan cepat, menurut saya tak ada yang lebih ajaib selain pemain bola, mereka mempunyai kecepatan berpikir sepersekian detik untuk memutuskan bola akan dikemanakan dan jika menjadi gol, betapa indahnya moment itu bagi orang yang menyaksikannya.
AC Milan, sebuah klub besar dari Italia adalah klub favorit saya dalam sepak bola, saya adalah fans fanatik, seorang Milanisti sejati sampai mati. Klub itu menarik diriku secara perlahan dalam permainannya yang indah dan juga kebetulan banyak wajah yang indah di sana. Kemenangan atau mungkin kekalahan klub kesayanganku itu, bisa berpengaruh besar terhadap mood dan produktivitasku dalam sehari. Kau adalah fans sebuah klub jika kau tidak mengetahui tentang klub itu di dalam lapangan saja, melainkan juga di luar lapangan, dan itu yang saya lakukan, saya begitu terobsesi dengan perkembangan dari klub itu, dengan semua kegiatan pemainnya, dengan segala kontroversi sang pemilik yang juga mantan Perdana Menteri Italia yang begitu flamboyan terhadap wanita, dan tentu saja saya rela merogoh kantong dengan segala pernak pernik klub merah hitam itu, bahkan beberapa jersey yang satunya seharga dengan uang kuliah saya per semester. Itu wajar, menurutku.
Di saat semua teman wanitaku membicarakan tentang bagaimana mereka begitu mengidolakan artis-artis Korea yang memang sekarang sedang menginvansi negara kita, saya lebih memilih mencari teman cowok untuk berdiskusi atau bahkan berdebat tentang sepakbola dan klub andalan kami masing-masing. Saya cewek, dan wajar jika saya tertarik dengan cowok cakep. Menurut teman-teman wanitaku, itu mereka dapatkan dengan melihat artis korea, tapi tidak bagiku. Melihat pemain bola berlari di lapangan dengan dipenuhi keringat, itu baru namanya cowok seksi, belum lagi saat ada event yang memperlihatkan pemain bola dengan jas hitamnya, wow I Can’t describe how handsome they are!. Coba kalian bayangkan, melihat mereka di lapangan tiap minggu dengan kostum bola saja keren, apalagi tiba-tiba mereka muncul menjadi model Armani atau Dolce And Gabanna.
“Jika kau tak mengenal Sepakbola, kau bukanlah bagian dari peradaban dunia”
Itu adalah salah satu kutipan lagi dari Andrea Hirata, dan menurutku itu benar. Kalian akan mengingat bagaimana jika ada pertandingan sepakbola, siapapun yang kalian follow di twitter, bahkan tak ada hubungannya dengan sepakbola, kalian yang tak suka bola harus pasrah, karena timeline kalian akan penuh dengan bola setidaknya dua jam. Bahkan saya mengingat semenit setelah Balotelli mencetak gol saat melawam MU dan membuka jerseynya memperlihatkan tulisan “Why Always Me’, kata itu dengan cepat menjadi Trending Topic World Wide di twitter. See? Betapa sepakbola sangat mempengaruhi dunia, dan saya adalah salah seorang di dalamnya.
Sepakbola juga sudah mengenalkan saya pada sebuah persahabatan dengan beberapa orang hanya karena kami menyukai tim yang sama, atau bahkan kami menjadi lawan karena mempunyai tim berbeda. Teman Milanisti saya sudah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ada beberapa orang Italia sering diskusi di twitter denganku. Mengenai lawan? Ini lebih unik lagi, kami yang serumah bisa jadi bertengkar seharian hanya karena klub kami juga musuhan, saya juga sering debat kusir dan berujung ke cekik-mencekik (ini hanya bagian dari candaan) dengan teman cowok hanya karena mereka Interisti. Bahkan yang paling keren, saya mempunyai musuh tetap berdebat di twitter karena orang itu tidak terima saya suka menjelek-jelekan Barcelona (siapa suruh follow? Jadinya dibaca kan?), saya sering mengejeknya sambil bercanda ia juga sering mengejek Milan, dan suatu hari pada saat saya sibuk berdebat di twitter dengannya, saya yang sedang di mobil, melepas handphone kemudian melihat ke jalan ,tepatnya ke Baliho besar di jalan yang menunjukan foto seorang lelaki berwibawa dan gagah yang ingin menjadi Calon walikota Makassar, dan orang itulah yang baru saja saya ejek dengan kata non formal di twitter.
Sepakbola adalah sebagian duniaku
Sepakbola adalah sebagian diriku
Sepakbola adalah sebagian kebahagiaanku
Dan tak salah jika saya kembali mengutip kata-kata dari novel 11 Patriot
“Setelah Islam, agama keduaku adalah sepakbola "
0 komentar:
Posting Komentar