Andi Muhajira Husain, umur 22 tahun, penggemar spongebob, pengguna Sony exepria. Mendambakan seorang lelaki berkebangsaan Palopo dan…..eh sorry Ira salah, ku kira lagi buat kontak jodohka. Ira, begitu aku memanggilnya, kenapa aku dekat sama dia? Dia itu anak asuhnya Keteng (kisah Keteng antri di bawah), kemana-mana gak bisa lepas dari keteng, bagaikan pinang dibelah parang tumpul, akhirnya Ira kecil dan Keteng besar, pembelahan tak seimbang. Ira ini tipe pendengar setia, ia mau menampung semua curhatku dan tidak menyelanya, kadang kita memang tak butuh pendapat, hanya butuh di dengar saja, dan Ira mampu melakukannya. Kalo Minta tolong sama Ira, wuiihh jangan takut, ia selalu ada, tak pernah menolak (kecuali disuruh bawakan Kaka, nda na sanggupiki). Dan satu lagi, selama kuliah Ira termasuk penyokong danaku, jika kiriman dari Palu belum datang, dan kirimannya dari Palopo berlimpa ruah.
Anita kusuma Wardana, I called her “Anitagonis”, kalo lagi sms-an cukup aku memanggilnya “jahat”. Anita adalah saingan terberatku dalam hal akademik, kenapa coba kalo IP ku 4 dia juga ikut-ikutan, Malasku Anita. Hhmm kalo ada istilah bahwa dalam sehari hidup itu punya aturan dari A-Z, Anita adalah orang yang selalu menaatinya (jarang mau diajak bolos kuliah, gak kompakan gak kerja tugas, gak berani masuk kuliah kalo gak pake kemeja). Oh ya kenapa aku panggil dia jahat, soalnya wajahnya memang menakutkan, apalagi matanya (oh tidakk *sembunyiDiBawahKasur) eitsss eitss tapi jangan tertipu pemirsa, Anita itu orangnya baik hati dan tidak sombong. Di saat kami semua berdiskusi dan terserang ‘Galau Day” Anita adalah orang yang paling bijak menanggapi dan berhasil menghapuskan kegalaukan kami. tapi saking bijaknya nda bisaki Di ajak Gosip. Contoh nyata : “weee Anita, nu tw tadi kuliatki itu cewek, malasku liat gayanya, menjengkelkan” dan seperti ini dia menjawab “ Biarmi teman, dia itu dirinya mi, mungkin memang dia begitu” NDA ASIK DI AJAK GOSIP *tinggalkanAnita
Rahma, sosok fotografer yang kadang sok idealis di antara kami, dia ini selalu mengeluarkan kata-kata bijak, selalu mencari celah dan mencari inti semua masalah dari kami, tapi kadang cara menyampaikannya dan sampe di otakku. Rahma ini sebenarnya lebih banyak gaulnya di teman2 cowok, dan pada suatu masa kita ngumpul lagi, cerita kami sudah di Milan, Ia masih terpaku di Pakkato, terpaksa kami harus mengulang segalanya. Tapi Rahma itu hebat, tak pernah terpengaruh dengan apa yang cewek-cewek gemari sekarang, dan di saat saya mendapat masalah, orang yang kuhubungi adalah Rahma. Pemecahan masalahnya selalu jelas.
Riana dwi Reski. Nah kalo anak yang satu ini, galaunya setingkat dengan saya, kadang melebihi (tapi tawwa nda galaumi sekarang ces, menemukan pasangan hidupmi). Riana itu bagai novel berjalan, kisah hidupnya selalu ia ceritakan ala-ala novel yang dibacanya, kadang jika melakukan sesuatu ia sudah akan memikirkan apa yang terjadi nantinya dengan segala kerumitan otaknya (makanya jangan tertipu tampang polosnya). Riana ini hhmm bagaimana ya mendeskripsikannya. Semisal : “riana temanika dulu ke Mall” ia mengangguk polos “Riana bagus tidak ini baju?” ia Menggeleng polos “Riana, adami pacarnya gang” berkata “ohhh’ dengan polos dan kemudian berlalu, “Riana ayo makan di Kansas” berkata “Ayokmi, nda ada uangku, bayarkanka”. Nah itulah Riana.
picture taken from : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com
Ini semua berawal dari sebuah telepon Riana di suatu pagi.
Suatu pagi di mana kemalasan menghinggapi diriku berminggu-minggu, sama sekali tidak memikirkan skripsiku, padahal harusnya saya mulai mengurusnya karena berhubung kuliah sudah tidak ada, KKN dan magang telah selesai berjuta tahun yang lalu.
Halo Din, dimanako? Nda ngampus?
Tidak deh, apa mw dibikin. Kw iya dimana?
samaka ini tya mau ke Prof. kita mengajukan judul skripsimi
Pembicaraan itu terus berlanjut ke hal hal lain. Setelah saya menutup telepon, pikiranku mulai tidak tenang, astagaaaaa teman teman sudah mengurus skripsi, saya dengar juga Anita yang notabene orang paling pintarmi sudah melakukan riset tentang skripsinya. SAYA BAGAIMANA???? JUDUL SAJA BELUM ADA????
*menganga
*panik tingkat Mahabrata
*meremas rambut ala ala orang stress di film film
Segera saja saya membongkar laptop (maksudnya memeriksa folder folder, bukan membongakar hardware-nya) dan JRENG JRENG JRENG.. ada sebuah tugas DPK, proposal pengajuan skripsi yang saya buat semester lalu. Tentang film. Hhmmm film ya? Saya kan suka film, ini saja deh. Eh tapi tunggu apa itu? Ada kata semiotika di depannya. Apa itu semiotika? Susah kayaknya, tapi keren. Biarmi deh, itumo saja.
Dan jadilah di kemudian harinya saya mengajukan judul ke Pak Mul yang telah menjadi penasihat akademik saya selama 3 tahu lebih, dan dengan ajaib disetujui setelah banyak masukan dan lain-lain. Setelah itu membutuhkan lebih hampir tiga minggu untuk menyelesaikan proposal dengan akumulasi sebagai berikut: seminggu pertama di hari pertama dan kedua semangat ngetik dan nemuin jalan buntu. STOP ngerjain dan dicuekin sampe memasuki minggu kedua, di minggu ketiga sama sekali lupa dan tak sengaja saja terklik saat ingin menonton film di laptop, dan akhirnya diselesaikan dalam semalam dan disetor keesokan harinya.
Setelah menunggu hasil koreksi selama tiga hari, datanglah Pak Mul dengan wajah cerah namun proposal saya yang digenggamnya tak secerah wajahnya. Banyak coretan, kadang hanya sebuah silangan besar di beberapa halaman. Wajahku berkerut segera kayak baju yang dijemur kekeringan dan kaku dan tidak disetrika. Saya kemudian mendengar masukan beliau selama hampir satu jam, semua terekam jelas dalam otakku dan semua itu membuatku semangat 45 memperbaikinya, belum lagi tambahan pencerahan dari Bang Sonni yang menjadi pembimbing skripsiku.JADILAH PROPOSAL YANG SAYA ANGGAP KEREN.
Segera saja saya maju ujian proposal, dan syukurlah ujian saya lancar tanpa hambatan dan mulus semulus-mulusnya, tidak ada pembantaian dalam ruangan, bahkan saya menjelasakan materi diselingi dengan makan beberapa lengkeng (hehehe). PADAHAL malamnya saya tidak bisa tidur, ada kupu kupu diperutku, nafus makan hilang, bahkan saya bermimpi sudah proposal duluan.
TERNYATA PERMISA!!!!!!
Proposal yang lancar membuatku lengah dalam menyelesaikan skripsi, hampir sebulan lebih saya tidak membuka folder skripsi. Asyik bersantai, hang out kiri kanan, nonton, baca novel (padahal setumpuk buku semiotika berteriak minta dibaca). Dan akhirnya semangat skripsi kembali muncul saat melihat wajah Bang Sonni di kampus, takut saja, tapi apa daya teman-teman, saat semangatku muncul ternyata saya harus patah hati gara-gara Don Juan sang penebar pesona itu, jadilah 3 minggu kemudian skripsiku dicuekin lagi.
Suatu hari ngampus liat teman teman yang proposal jauh setelah saya sudah mulai revisi sama semua pembimbingnya dan mulai ngurus berkas, saya kebakaran jenggot lagi. OK DINI LUPAKAN PATAH HATI DAN MULAILAH MENGERJAKAN SKRIPSIMU, WISUDA BULAN JUNI BARU SAJA KAU LEWATKAN.
Akhirnya dengan modal kejeniusan saya, skripsiku selesai 4 hari dengan formula sebagai berikut:
1.Membaca banyaaaaakkkk buku, namun tiap buku hanya berkisar 2 lembar saja dibaca
2.Membuka contoh skripsi semiotika
3.Menonton film yang diteliti sebanyak ribuan kali dengan cara play, pause, capture
4.Menganilisis film itu dengan mengandalkan feeling saja
Dan skripsi 100 halaman pas itu saya bawa ke kedua pembimbingku, sambil menunggu revisi, saya mengurus berkas yang repotnya mengalahkan orang membuat istana dari kartu joker yang disusun. Saya dengan pede saja mendaftar wisuda, dengan pede saja pergi foto ijazah, mengambil nota ujian, membuat kata pengantar dan memberi tahu semua keluarga kalo saya wisuda bulan 9 padahal revisi saja belum jelas.
Seminggu penantian revisi, akhirnya skripsi itu datang ke tanganku kembali dengan ribuan koreksi di sana sini, tapi yang top dari pembimbingku, beliau memberi tahu salahku dimana, apa perbaikannya dan apa semestinya yang saya tulis. Dan hari itu juga lembar pengesahan disahkan tanpa kedua pembimbingku melihat hasil revisi.
Jadilah jadwal ujian mejaku jelas dengan skripsi yang belum selesai.AJAIB DINI.
Dan yang ajaib lagi revisi itu tidak saya kerjakan hingga minus dua hari. Tapi mengingat segala tetek bengek harus di print sebanyak lima rangkap dan macam macam lagi akhirnya dengan sangat malas saya menyelesaikannya HEIII tap jangan mengira skripsiku itu hanya penuh bualan, saya mengerjakannya dengan serius dengan data yang kuat dan analisis di mana-mana. Malam sebelum ujian meja, ada acara buka puasa angkatanku tersayang, saya disana hingga larut malam, ketawa ketiwi, santai, sampai teman-temanku yang gregetan menyuruhku pulang belajar, dan mereka seakan mau pingsan saat saya mengatakan power pointnya belum ada.
HARI UJIAN MEJA PUN DATANG saya siap dan sama sekali tidak tegang mempersentasikan skripsi saya dihadapan empat penguji yang ada (Pak Gafar, Pak Mursalim, Bang Sonni, Pak Mul) dan tentu saja power pointku keren banget dengan animasi film. Sesi bertanyapun dimulai, Pak Mursalim dengan semangatnya bercerita mengenai pengalaman sahabatnya dulu yang mirip film ini, beliau kemudian meminta film ini diputar, jadilah kami dalam ruangan menonton disc dua Cin(T)a, setelah film selesai Pak Mul memberikan pertanyaan yang pada saat bimbingan ia sudah beritahu jawaban rincinya padaku. Jadilah saya begitu hebat menjawab di depan penguji lainnya, dan mungkin karena itu Bang Sonni dan Pak Gaffar tak memberikan pertanyaan. Saya dipersilahkan menutup dan BERAKHIRLAH UJIAN MEJA KU. THATS IT.
Sebenarnya dipikir pikir saya tegang juga dengan nilai ujianku nantinya, entahlah ada rasa takut di sisi lain diriku menanti apa kelak nilaiku nantinya. Dan inilah hasil rincianya:
1. Tanggal 23 Maret 2011 Ujian Proposal
2. Tanggal 3 Agustus 2011 ujian meja
3. Tanggal 6 September 2011 yudisium dengan IPK 3,68 dan predikat Cum Laude
4. Tanggal 8 September wisuda
Itulah sepenggal kisahku saat menyandang gelar mahasiswa tingkat akhir. Terima kasih sudah sabar membaca.