RSS

HH




Tidak banyak pemain sepakbola dalam negeri yang dapat menarik hatiku, U Know?  Maksudku yang sangat keren di lapangan berlari dengan keringatnya, tapi juga harus jago dan berpengaruh dalam tim yang dibelanya. Ok Kaka mungkin bisa jadi contoh yang baik..tapi helooooo dia kan bukan pemain timnas Indonesia.
Sampai pada suatu hari saat saya menonton pertandingan seru antara PSM melawan Persija, dimana tentu saja saya adalah pendukung Juku Eja. Terus terang dengan berbesar hati saya mengatakan bahwa hari itu PSM dikalah telak dengan Persija, penyerangnya sungguh hebat, tapi aku tak tertarik, menurutku Bek PSM saja yang kurang mampu, saya malah tertarik dengan seorang pemain bernomor punggung 23 dari Persija, untuk pertama kalinya melihatnya dia sungguh hebat sebagai Bek, di beberapa pertandingan berikutnya kadang ia maju membantu serangan dan tak jarang tendangan bebas yang dieksekusinya juga masuk. Tak ada alasan untuk tidak menyukainya, ia keren, cakep, bergaul dengan kalangan artis, dan tentu saja kehebatan di lapangan membuatnya semua auranya terpancar, dan resmilah aku menjadi penggemar Hamka Hamzah. (nama panggilannya Riri, dan tanteku yang memberinya nama waktu ia kecil)





Dan mungkin inilah yang dikatakan takdir, kau tak tahu ada tangan-tangan tuhan yang mengatur sempurna siklus hidup kita. Begitu juga dengan suatu hari di tahun 2007, tepatnya di hari lebaran, iya secara tak sengaja aku bertemu langsung dengan Riri, hari itu hari Jumat, aku bertandang ke rumahnya karena ini adalah suasana lebaran, ia tak ada sedang Salat Jumat, kami hanya di sambut oleh keluarganya, disambut dengan ramah, malah akhirnya aku dicuekin karena mama sudah sibuk bernostalgia. Terdengar Salam dari pintu, ia masuk ke rumah, dengan sarung yang digantungkan di leher. Saya tentu saja tercekat, yaa seakan tak percaya saja seorang Riri sekarang berdiri di hadapanku, dan lebih tak percaya lagi aku ada di dalam rumahnya disuguhi secara terhormat. Ia tersenyum sekilas padaku bermaksud sopan, dan masuk ke dalam rumah, dan ramah tamah dilanjutkan dan akhirnya dengan gamblang Mama membuka rahasiaku kalau aku penggemar beratnya, itu membuatku sungguh malu, dan akhirnya aku foto bareng Riri, aku juga diberikan baju kaos Persija kepunyaannya dan hari itu aku melihat sisi lainnya, ia dengan logat Makassar kental bermain PS dengan beberapa anak kecil tetangganya. Aku menampar nampar kecil kedua pipiku, takut ini hanya mimpi. Tapi tentu saja itu bukan mimpi, karena fotoku bersamanya terus saja nangkring di dompetku sampai sekarang.
Sudah lama tak mendengar kabar tentang Riri, ia sudah lama pindah dari Persija dan entah aku tak tahu ke klub mana lagi (ternyata Persipura, buktinya ia tambah item), yang pastinya itu bukan PSM. Sampai pada di tahun 2010 di saat piala AFF diselenggarakan, aku menonton dan terkaget kaget saat melihatnya gondrong, dan ia menguncir rambutnya layaknya ia seorang ksatria dengan samurai. Aku kaget saja ternyata ia masuk daftar pemain timnas AFF. Dan cukup satu minggu Timnas sudah menjadi buah bibir di masyarakat, beberapa pemain mendadak terkenal, dalam sehari bisa bertambah ribuan Followers mereka di twitter, dan Riri termasuk di dalamnya. Saat AFF berjalan akhirnya Riri memotong rambutnya pendek dan rapi, mungkin sadar dia sudah termasuk salah satu perhatian publik.
AFF akhirnya berakhir dengan banyak berita hangat di dalamnya, Riri tiba-tiba saja terkenal. Dan akhirnya, di satu hari Jumat (lagi) di tahun 2010, aku kebetulan berada di rumah nenek ku yang dekat dengan rumahnya. Dan entah bagaimana aku sudah ada di rumah Riri dengan ajakan dari sepupuku. Ternyata dia ada di sana, bermaksud mengunjungi kampung halaman. Aku duduk, tepat di sebelahnya, banyak cerita mengalir dari mulutnya tentang piala AFF, dia juga terkaget kaget ternyata media makasssar banyak meliput dirinya khusus (saat itu dia melihat semua koran yang dikumpul oleh keluarganya). Hari itu diriku santai, tak seperti tiga tahun lalu. Ia lagi lagi dengan sarungnya pulang salat Jumat dan itu membuatku senang.
Ok. Sudah jelas saya menyukai pemain timnas yang satu ini, mungkin kalau di luar negeri saya menyukai Kaka, di dalam negeri ada Hamka Hamzah yang kebetulan saja adalah tetangga ayahku dulu. Mungkin suatu saat ada tangan- tangan tuhan lain yang akan mengatur pertemuanku dengan Kaka, dengan cara apapun itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar